Stasiun Semarang Gudang |
Pada masa pendudukan Jepang, tentara Jepang mengubah lebar sepur di stasiun ini yang semula 1.435 mm menjadi 1.067 mm. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, diambil alih oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA-RI) yang kini menjadi PT Kereta Api Indonesia. Stasiun tua itu tetap menjadi sebuah stasiun barang selama berapa dekade hingga dekade 2000-an. Karena daerah stasiun kereta api sering kebanjiran, maka stasiun ini ditutup pada tahun 2008. Kini daerah di sekitar stasiun ini berubah menjadi tambak. Selain ada Stasiun Semarang Gudang, di Semarang juga terdapat Stasiun Semarang Poncol dan Stasiun Semarang Tawang.
Dari bebrapa stasiun kereta api di Semarang, yang dianggap sebagai stasiun kereta api besar tertua di Indonesia adalah Stasiun Semarang Tawang. Stasiun ini diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan berlanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta. Dulu, selain ada rel ke Stasiun Semarang Gudang, terdapat juga rel menuju Demak yang kini sudah tidak berguna lagi.
Sedang Stasiun Semarang Poncol dibangun pada tahun 1914. Stasiun ini semula milik SCS (Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij), terletak di jalan Poncol. Bangunan stasiun poncol ini dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont, seorang arsitek berkebangsaan Belanda.